Langsung ke konten utama

Tanaman herbal untuk antiemetik (antimuntah)

 Tanaman herbal untuk antiemetik (antimuntah)

Gambar 1. Jahe 

Antimuntah atau antiemetik adalah obat yang dapat mengatasi muntah dan mual. Antimuntah biasanya diberikan untuk mengobati penyakit mabuk kendaraan dan efek samping dari analgesik opioid, anestetik umum dan kemoterapi terhadap kanker.

1. Jahe (Zingiber officinale Rosc)

a. Nama daerah : Halia, bahing, sipode, lahia, alia, jae, sipodeh, jahi, lai, jae, alia, lea , melito, leya, marman.

Bagian yang digunakan : Rimpang

c. Deskripsi tanaman/simplisia

Batang tegak. Daun kerap kali jelas 2 baris dengan pelepah yang memeluk batang dan lidah diantara batas pelepah dan helaian daun. Bunga zygomorph berkelamin 2. Kelopak berbentuk tabung, dengan ujung bertaju, kerap kali terbelah serupa pelepah. Rimpang agak pipih, bagian ujung bercabang, cabang pendek pipih, bentuk bulat telur terbalik, pada setiap ujung cabang terdapat parut melekuk ke dalam.Potongan bagian luar berwarna coklat kekuningan, beralur memanjang, kadang ada serat bebas.

d. Kandungan kimia 

Minyak astiri (bisabolene, cineol, phellandrene, citral, borneol, citronellol, geranial, linalool, limonene, zingiberol, zingiberene, camphene), oleoresin (gingerol, shogaol), fenol (gingerol, zingeron), enzim proteolitik (zingibain), vit B6, vit C, Kalsium, magnesium, fosfor, kalium, asam linoleat, gingerol (gol alkohol pada oleoresin), mengandung minyak astiri 1-3% diantaranya bisabolen, zingiberen dan zingiberol.

e. Data keamanan 

LD50 6-ginggerol dan 6-shogaol adalah 250-680 mg/kg BB. LD50 ekstrak air pada mencit adalah 33,5 g/kg BB. Pemberian pada wanita hamil tidak menunjukkan efek teratogenik

f. Data manfaat 

Uji klinik: 

Pemberian serbuk jahe 940 mg lebih efektif dari dimenhydrinate 100 mg untuk mencegah gejala GI pada motion sickness. Diduga jahe mempunyai efek langsung pada GI melalui sifat aromatik, karminatif dan adsorben, dengan meningkatkan motilitas gaster dan adsorbsi toxin dan asam. Uji klinik Randomized Control Trial lain menunjukkan bahwa pemberian jahe lebih baik dari plasebo untuk menurunkan kejadian muntah dan keringat dingin 4 jam setelah pemberian pada mabuk laut.

g. Indikasi : Emesis, hiperemesis gravidarum (Grade B); motion sickness; pascabedah, mabuk kendaraan, mabuk laut, pascakemoterapi 

h. Kontraindikasi

Meskipun pada penelitian klinik tidak ditemukan efek teratogenik pada bayi yg dilahirkan,namun sebaiknya tidak digunakan pada wanita hamil, ibu menyusui dan anak < 6 tahun. Batu empedu, pasien berisiko perdarahan (karena dapat menghambat aktivitas tromboksan). 

i. Peringatan

Dilaporkan 6 gram serbuk jahe kering menunjukkan peningkatan eksfoliasi sel epithel permukaan lambung yang dapat berakibat ulkus, sebab itu direkomendasikan penggunaan pada perut kosong tidak lebih dari 6 gram

j. Efek Samping : Sedikit nyeri abdomen, rasa tidak enak di ulu hati atau heart burn dan dermatitis kontak.

k. Interaksi

Pemberian bersama obat antikoagulan, antiplatelet, trombolitik, secara teori dapat meningkatkan risiko perdarahan. Hasil uji klinik menunjukkan dosis 10 gram meningkatkan risiko perdarahan secara bermakna. Pasien dengan obat antikoagulan dan gangguan perdarahan agar menghindar penggunaan dalam dosis besar.

l. Posologi

Mabuk kendaraan: (Dewasa dan anak > 6 tahun) 1-2 x 1 kapsul (500 mg ekstrak), 30 menit sebelum bepergian. Jika gejala berlanjut, minum 1-2 kapsul setiap 4 jam.Pasca kemoterapi: 3 x 1 kapsul (500 mg ekstrak)/hari.Emesis dan hiperemesis gravidarum: 2 x 1 kapsul (500 mg ekstrak)/hari.Pasca bedah: 1 x 2 kapsul (500 mg ekstrak), 1 jam sebelum induksi. Dosis maksimum: 4 g/hari.


Referensi :

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2017. FORMULARIUM RAMUAN OBAT TRADISIONAL INDONESIA. Jakarta.

Wikipedia 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalur biosintesis metabolit sekunder

 Jalur biosintesis metabolit sekunder dalam tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 jalur yaitu: 1. Jalur asam asetat (Acetate Pathway) 2. Jalur asam sikimat (shikimic acid pathway) 3. Jalur asam mevalonat dan deoksisilulosa (mevalonate acid and deoxyxylulose pathway) Gambar 1. Jalur biosintesis metabolit sekunder  1) Jalur Asam Asetat Asetil KoA dibentuk oleh reaksi dekarboksilasi oksidatif dari jalur glikolitik produk asam piruvat. Asetil Ko-A juga dihasilkan oleh proses β-oksidasi asam lemak, secara efektif membalikkan proses dimana asam lemak itu sendiri disintesis dari asetil-KoA.  Metabolit sekunder penting yang terbentuk dari jalur asetat meliputi senyawa fenolik, prostaglandin, dan antibiotik makrolida, serta berbagai asam lemak dan turunan pada antarmuka metabolisme primer / sekunder. 2) Jalur Asam Sikimat Asam shikimat diproduksi dari kombinasi fosfoenolpiruvat, jalur glikolitik antara,dan erythrose 4-fosfat dari jalur pentosa fosfat. Reaksi siklus pentosa fosfat dapat digunakan untu

RHEUMATID ARTHRITIS atau REMATIK

 RHEUMATID ARTHRITIS (REMATIK) 1. DEFINISI Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang sendi. Rheumatoid arthritis (RA) adalah peradangan sistemik kompleks yang kondisi yang awalnya bermanifestasi sebagai pembengkakan simetris dan sendi lembut tangan dan/atau kaki. 2. ETIOLOGI Penyebab pasti masih belum diketahui secara pasti dimana merupakan penyakit autoimun yang dicetuskan faktor luar (infeksi, cuaca) dan faktor dalam (usia, jenis kelamin, keturunan, dan psikologis). Diperkirakan infeksi virus dan bakteri sebagai pencetus awal RA. Sering faktor cuaca yang lembab dan daerah dingin diperkirakan ikut sebagai faktor pencetus. 3. PATOFISIOLOGI  Reaksi autoimun terjadi di jaringan synovial, dan kerusakan sendi terjadi mulai dari proliferasi makrofag dan fibroblast synovial. Limfosit menginfiltrasi daerah system dan terjadi proliferasi sel-sel endotel lalu terjadi neovaskula